Life is fun

Try to sharing knowledge

enjoy your life

Try to sharing knowledge

enjoy your life

Try to sharing knowledge

enjoy your life

Try to sharing knowledge

Life is fun

Try to sharing knowledge

Wednesday, 24 July 2013

taksonomi manusia


Taksonomi Untuk Manusia

Cladu: Eukaryota
Supergroup: Opisthokonta
Regnu: Animalia
Subregnum: Eumetazoa
Cladus : Bilateria
Cladus : Deuterostomia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Infraphylum: Gnathostomata
Superclassis: Tetrapoda
Classis : Mammalia
Subclassis: Theria
Infraclassis: Placentalia
Ordo    : Primates
Subordo: Haplorrhini
Infraordo: Simiiformes
Parvordo: Catarrhini
Superfamilia: Hominoidea
Familia: Hominidae
Subfamilia: Homininae
Tribus  : Hominini
Subtribus: Hominina
Genus  : Homo
Species: Homo sapiens
Subspecies: Homo sapiens sapiens

sistem pencernaan pada cacing pipih

Sistem pencernaan Pada Cacing Pipih

      Pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.  Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler.Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.

indera pada cacing pipih

Indera Pada Cacing Pipih

     Sebagian  cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bagian  tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala).  Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).  Umumnya, cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut protonefridia.  Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel api. Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih.Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.

sistem syaraf cacing pipih

Sistem syaraf Cacing Pipih

Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih
  • Sistem syaraf tangga tali adalah  sistem syaraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang.  Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
  • Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).

pencernaan hewan ruminansia

    Ruminansia atau yang biasa kita kenal dengan hewan pemamah biak adalah hewan yang berada pada satu kelompok yang sama dengan manusia dalam kelas mamalia. Tapi  jangan berpikir bahwa mereka memiliki sistem pencernaan yang sejenis dengan  manusia. Pada hakikatnya, kita (manusia) dan hewan ruminansia (contohnya sapi) memiliki sistem pencernaan yang berbeda walaupun berada dalam kelas yang sama. Mengapa demikian? Mungkin karena kedua kelompok makhluk hidup tersebut memiliki banyak perbedaan. Nah, tentunya sobat pernah mengamati keduanya kan? Dan sudah kah sobat mengerti tentang perbedaan yang ada tersebut?    Ya, perbedaan tersebut terlihat sangat jelas baik melalui fisik maupun sikap dan pola tingkah laku mereka. Contoh nya kita dapat membedakan antara gigi sapi dan manusia, memang fungsinya tetap sama yaitu untuk menghancurkan makanan tapi dari segi bentuk letak maupun makanan yang diolah tidaklah sama antara keduanya. Jika sobat sudah mulai bosan dengan pengenalan yang terlalu panjang, mari langsung saja kita bergerak menuju inti permasalahan.
   Jalur Pencernaan pada hewan pemamah biak terdiri dari mulut , kerongkongan, perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab (omasum), perut masam (abomasum), usus halus, usus besar,rektum, dan anus.Letaknya dapat sobat lihat pada gambar berikut ini.

Alat Pencernaan Hewan Ruminansia

      Setelah kita mengetahui alat-alat pencernaannya maka perbedaan antara manusia dan si dia semakin tampak jelas. Iya kan? Nah sebelum menuju proses Sistem Pencernaannya, saya akan berbagi sedikit tentang struktur gigi jenis hewan ini karena sudah saya singgung sedikit diatas (contohnya gigi sapi). Gigi seri berbentuk seperti kapak, terletak di sebelah depan, dan berfungsi untuk memotong makanan. Diatara gigi seri dan gigi geraham terletak ruang kosong yang disebut (diastema). Gigi gerahamnya terdiri dari bagiann gigi geraham depan (premolar) dan geraham belakang (molar). Gigi gerahamnya besar dan kuat karena memliki fungsi untuk mengunyah makanan.Letak gigi tersebut seperti pada gambar berikut.
Susunan Gigi Ruminansia

   Kemudian  saya bahas sedikit tentang proses pencernaan makanannya. Saat hewan ini memakan makanan, didalam mulutnya langsung terjadi proses pembelitan makanan oleh lidah (layaknya ular membelit mangsa), kemudian makanan direnggut oleh gigi seri yang berbentuk seperti kapak tadi untuk dipotong-potong, lalu setelah makan dihancurkan oleh gigi geraham dan sudah bercampur dengan air liur. Proses berlajut masuk ke kerongkongan menuju kek dalam perut besar (rumen). Disini makanan disimpan sementara.
     Makanan yang masuk ke perut jala dari rumen tersebut di proses secara kimiawi sehingga menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Nah setelah ini terjadi proses yang menarik lho sobat, simak baik-baik ya. Gumpalan-gumpalan kecil tadi dikeluarkan kembali ke mulut untuk dimamah ulang oleh geraham. Makanan yang telah dimamah kemudian ditelan lagi dan masuk ke perut kitab (omasum) untuk melalui proses penggilingan. Proses penggilingan ini berlangsung ketika jenis hewan ini sedang beristirahat.
        Makanan menuju ke perut masam (abomasum). Perut masam ini merupakan lambung yang sebenarnya, karena terjadi proses pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim di dalamnya. Enzim tersebut dihasilkan oleh bakteri dan ciliata yang bersimbiosis dengan hewan pemamah biak. Umumnya mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim selulase yang berfungsi untuk menghancurkan selulosa.
          Proses terakhir adalah ketika sari-sari makanan yang telah melalui berbagai proses yang melelahkan tadi masuk ke bagiaan usus halus dan diserap untuk diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah . Sisa makanan keluar melalui anus. Bakteri dan ciliata yang nyangkut pada sisa makanan akan ikut keluar bersama sisa makanan.

perbedaan tanaman C3, C4, dan CAM

C3
C4
CAM (crassulacean acid metabolism)
More adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi
adaptif di daerah panas dan kering
adaptif di daerah panas dan kering
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi
CO2 diikat oleh PEP yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah Lintasan
karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
  Call tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas
Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering seperti kaktus, anggrek dan nenas
  Almost besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3
Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh
Reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3 dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda
  If stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasipengikatan Ooleh enzim Rubisco
Pengikatan CO2di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh
Pada malam hari terjadi lintasan C4 pada siang hari terjadi suklus C3

jenis jaringan pada hewan

JENIS JARINGAN PADA HEWAN



1. Jaringan Epitel

    Epitel terdiri atas satu lapis atau lapis ganda selsel
yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang-ruang
di dalam tubuh. Biasanya terdapat membran dasar nonseluler
yang merupakan alas lapisan sel-sel epitel.
Di bagian tubuh luar, jaringan epitel membentuk lapisan
pelindung terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia,
bakteri, dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel dalam saluran
pencernaan menyerap air dan zat-zat makanan untuk
keperluan tubuh. Lapisan ini dan berbagai lapisan epitel lain
menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar zat-zat. Epitel
yang menutupi permukaan tubuh dilalui oleh rangsangan untuk
sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut.
Dengan demikian fungsi epitel adalah untuk perlindungan,
absorpsi, sekresi, dan rangsangan.
Jaringan epitel mempunyai bentuk sel
penyusun yang bermacam-macam tergantung
fungsi dan letaknya. Jaringan epitel ini kadang
dilengkapi dengan mikrovili, silia, dan flagela.
Jaringan epitel dapat dibedakan berdasarkan
bentuk sel dan jumlah lapisan penyusunnya, yaitu:
a. Epitel satu lapis (simple epithelium)
1) Epitel pipih satu lapis
Epitel pipih selapis terdiri atas selapis sel-sel
yang berbentuk pipih, seperti ubin. Kerapatan
antarsel sangat dekat. Epitel pipih selapis terdapat
pada epitel pembuluh limfa dan lapisan endotel
pembuluh darah, epitel selaput pembungkus paruparu,
jantung, alveoli, dan perikardium.
2) Epitel kubus satu lapis
Epitel kubus selapis disusun oleh selapis selsel
berbentuk kubus. Inti sel berbentuk bulat dan
besar dan terletak di tengah. Epitel ini terdapat
pada kelenjar gondok, permukaan lensa mata, dan
ovarium. Fungsi dari epitel kubus selapis adalah
melindungi bagian di bawahnya dan sekresi
(mengeluarkan zat yang diperlukan tubuh).
3) Epitel silindris satu lapis
Epitel ini berbentuk silinder satu lapis dan
mempunyai inti di tengah. Epitel ini terdapat
pada dinding usus dan kantung empedu. Pada
permukaan sel yang berbatasan dengan lumen,
membran sel menonjol membentuk mikrovili
sehingga permukaan sel menjadi lebih luas.

Permukaan sel yang luas ini akan mengoptimalkan absorpsi
makanan. Selain berfungsi untuk absorpsi, epitel silinder selapis
berfungsi juga untuk proteksi dan sekresi.
b. Epithel berlapis banyak (stratified epithelium)
1) Epitel pipih berlapis banyak
Epitel pipih berlapis banyak terdiri atas dua atau lebih lapisan
sel berbentuk pipih. Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada
lapisan rongga mulut, esofagus, vagina, epidermis, dan ujung
uretra. Epitel pipih berlapis bayak berfungsi sebagai proteksi atau
perlindungan organ yang dilapisi.
2) Epitel kubus berlapis banyak
Epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu
lapisan sel, dan memiliki bentuk kubus pada bagian dalamnya.
Makin ke arah permukaan, bentuknya semakin pipih. Struktur
ini melindungi permukaan jaringan dari gesekan.
Epitel ini terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak,
dan folikel di ovarium. Hal ini berarti lapisan epitel berfungsi
sebagai saluran sekresi dan ekskresi.
3) Epitel silinder berlapis banyak
Umumnya, epitel silinder berlapis banyak terletak pada
laisan luar, sedangkan bagian dalamnya biasanya berbentuk
tidak teratur atau kubus. Epitel silinder berlapis banyak terdapat
pada saluran ekskresi kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra,
faring, dan laring.
4) Epitel transisional
Epitel transisional sering disebut epitel peralihan yang
memiliki banyak lapisan dan bentuknya berubah-ubah,
terutama pada saat jaringan menggelembung. Epitel silinder
yang memiliki silia banyak terdapat di saluran pernafasan,
kandung kemih, dan ureter. Untuk mengetahui bentuk-bentuk
epitel berlapis banyak, cermati Gambar 3.2.
Secara umum, jaringan epitel mempunyai fungsi, antara
lain:
a) Epitel sebagai pintu masuk dan keluarnya zat-zat. Epitel
menyerap zat ke dalam tubuh dan mengeluarkan zat keluar
dari tubuh. Contohnya, epitel jonjot usus yang menyerap
makanan dan epitel alveolus yang memasukkan O2 ke
dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 keluar tubuh.
b) Epitel sebagai pelindung jaringan yang terdapat di
dalamnya. Misalnya, jaringan epitel kulit dan selaput
rongga mulut.
c) Epitel sebagai penerima rangsang (reseptor) yang disebut
neuroepitelium.

d) Epitel sebagai kelenjar. Jaringan ini menghasilkan suatu
sekresi cair berupa senyawa makromolekul yang disimpan
dalam sel berbentuk butir-butir kecil atau granula sekresi.
Epitel kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Kelenjar eksokrin, menghasilkan senyawa yang
dialirkan melalui saluran. Misalnya, kelenjar air liur.
(2) Kelenjar endokrin, menghasilkan senyawa yang
dialirkan langsung ke darah atau tidak melalui saluran.
Misalnya, kelenjar tiroid dan pituitari.
2. Jaringan Otot

    Jaringan yang berbentuk panjang, silinder, atau gelendong yang
masing-masing mengandung serabut kontraktil mikroskopik
yang panjang dan paralel disebut miofibril. Miofibril ini terdiri
atas protein miosin dan aktin. Sel-sel otot melakukan kerja
mekanik dengan cara kontraksi menjadi tebal dan pendek.
Lapisan membran yang membatasi sel otot disebut sarkolema.
Sedangkan, bagian sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma.
Berdasarkan strukturnya, jaringan otot dapat dibagi menjadi
tiga macam, yaitu otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Mari
cermati uraiannya.
a. Otot lurik
Otot lurik adalah otot yang bertaut pada tulang dan
menggerakkan tulang-tulang tubuh. Tiap sel otot lurik
mempunyai banyak inti sel atau nukleus yang terletak di tepi
sel, karena sel-sel ini secara embrionik berkembang dari sel-sel
yang lebih kecil yang berfusi antara ujung sel dengan ujung sel
yang lain. Sel otot lurik memiliki panjang lebih dari 2 cm, dan
tebal serabut otot berkisar dari 10 sampai 100 μm. Aktivitas
yang berat dan terus-menerus meningkatkan ketebalan otot.

Miofibril otot-otot lurik mempunyai pita-pita melintang
gelap (pita anisotrop) berselang terang (pita isotrop) sehingga
disebut lurik. Otot lurik ini mempunyai peranan yang penting
dalam kontraksi. Selama kontraksi, pita yang
gelap tetap dan pita terang memendek. Sel
otot ini memiliki persediaan energi dalam
bentuk ATP dan fosfokreatin. Sedangkan,
energi cadangannya berupa glikogen atau
gula otot. Otot lurik termasuk otot sadar,
artinya kontraksi otot lurik terkendali atau
dipengaruhi oleh susunan saraf pusat. Otot
lurik dapat berkontraksi dengan cepat, tetapi
tidak dapat tetap dalam keadaan kontraksi
sehingga otot lurik memerlukan istirahat.
b. Otot jantung
Otot jantung memiliki percabangan dan memiliki nukleus
banyak yang terletak di tengah sel. Otot jantung memiliki garis
gelap dan garis terang yang mirip dengan otot lurik. Garis gelap
ini dinamakan discus intercalaris. Discus intercalaris ini terlihat
seperti garis lurus yang membentuk tangga untuk pelekatan
aktin dan sarkomer. Sel otot jantung membentuk berkas yang
erat sehingga dapat membentuk gelombang kontraksi. Otot
jantung bekerja terus-menerus, bereaksi cepat, tahan kelelahan,
dan tidak dipengaruhi oleh kehendak (otot tidak sadar).
c. Otot polos
Sel otot polos berbentuk lonjong yang panjangnya sekitar
30 - 200 μm dengan kedua ujung meruncing, mempunyai satu
nuckleus yang terletak di tengah. Membran plasmanya disebut
sarkolema, sedangkan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma.
Di sekitar inti sel otot polos terdapat banyak mitokondria. Otot
polos bereaksi sangat lamban, tetapi dapat bertahan pada
keadaan kontraksi yang cukup lama, dan termasuk otot tidak
sadar atau bekerja tidak dipengaruhi kehendak. Otot polos
terdapat pada dinding saluran pernapasan, saluran pencernaan
pembuluh getah bening, dan di kulit.
3. Jaringan Saraf

      Saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan
penyampaian rangsang. Jaringan ini berasal dari lapisan
ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak
dan sumsum tulang belakang) dan pada sistem saraf tepi. Sel
dibagi menjadi dua macam, yaitu sel saraf (neuron) dan sel
pendukung (sel glia). Sel yang mengkhususkan diri untuk
penerimaan dan transmisi rangsangan disebut neuron.

Sedangkan, sel glia merupakan sel-sel yang menunjang dan
melindungi neuron.
Suatu neuron terdiri atas badan sel yang membesar secara
khas dan mempunyai nukleus dan dua atau lebih penjuluran
sitoplasma, serabut saraf, dan jalur yang dilewati rangsangan.
Lebar serabut saraf berkisar antara beberapa mikrometer sampai
30 atau 40 mikrometer dan panjangnya berkisar dari 1 mm sampai
1 meter lebih (pada hewan besar, seperti kuda). Ada dua jenis
serabut saraf, yaitu akson yang meneruskan rangsangan menjauhi
badan sel, dan dendrit yang mendekati atau membawanya ke
badan sel. Pertautan antara akson suatu neuron dan dendrit dari
neuron lainnya di dalam rantai itu disebut sinapsis. Pada sinapsis,
akson dan dendrit sebenarnya tidak saling menyentuh, tetapi di
antara kedua penjuluran tersebut terdapat celah sempit. Transmisi
suatu rangsangan melalui sinapsis memerlukan mekanisme yang
berbeda dengan transmisi dalam serabut saraf. Suatu rangsangan
hanya dapat melewati sinapsis jika datang dari akson menuju
dendrit. Jadi, sinapsis berfungsi sebagai katup yang mencegah arus
balik dari impuls.
Tiap serabut saraf akson atau dendrit
dikelilingi oleh neurilema atau lapisan mielin.
Neurilema adalah membran halus transparan
berbentuk tabung yang terbentuk dari sel-sel yang
membungkus serabut. Lapisan mielin terbuat dari
bahan lemak nonselular yang membentuk lapisan
putih mengkilat antara serabut dan neurilema.
Pada selubung mielin terdapat sel schwann yang
berfungsi membentuk selubung mielin baru. Bagian akson yang
tertutupi oleh selubung mielin disebut nodus renvier.
4. Jaringan Ikat

   Jaringan ini  seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen,
jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak berfungsi menyangga
dan menyatukan jaringan dan organ-organ lain. Sel-sel jaringan
ikat secara khas membuat suatu bahan mati yang disebut
matriks. Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat ditentukan oleh sifat
matriks interseluler.
a. Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar memiliki serabut kolagen berwarna
putih, serabut elastis, dan serabut retikulum. Contoh sel jaringan
ini adalah sel fibroblas, sel plasma, dan sel makrofag. Fungsi
jaringan pengikat longgar adalah membungkus organ-organ
tubuh, pembuluh darah, dan saraf.

b. Jaringan ikat padat
Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih.
Jaringan ikat padat mengandung serabut kolagen yang berwarna
putih. Di antara serat kolagen terdapat sel fibroblas. Jaringan
ini bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis.
Jaringan ikat padat terdapat pada selaput pembungkus otot
(fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah jaringan
penghubung antartulang. Tendon adalah ujung otot yang
melekat pada tulang.
Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan
dan proteksi terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini
menghubungkan berbagai organ tubuh, seperti tulang dengan
tulang dan otot dengan tulang.
c. Jaringan tulang rawan (kartilago)
Jaringan tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan
(kondrosit) yang dilindungi fibrosa dalam matriks. Matriks
tulang rawan mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan
serabut fibrosa. Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin
menguatkan tulang rawan tersebut. Tulang rawan tidak
memiliki kapiler darah sehingga mendapat makanan dari
jaringan ikat di sekitarnya. Pada anak-anak jaringan tulang
rawan berasal dari jaringan pengikat embrional (mesenkim).
Sedangkan, tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh
selaput tulang rawan (perikardium). Jaringan tulang rawan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin,
tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan elastis. Untuk lebih
mengetahui ketiga tulang rawan tersebut. Mari cermati
pembahasan berikut ini.
1) Tulang rawan hialin
Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih
banyak daripada serabut kolagen. Pada embrio, sebagian besar
rangkanya adalah tulang rawan hialin. Sedangkan, pada orang
dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada ujung tulang rusuk,
persendian, dan pada saluran pernapasan. Dalam tubuh
manusia, tulang rawan hialin banyak ditemukan berwarna putih
kebiru-biruan dan tembus cahaya.
2) Tulang rawan elastis
Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran
eustachius, saluran telinga luar dan daun telinga. Tulang rawan
elastis, matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan dan
mengandung banyak serabut kolagen. Fungsi tulang rawan
elastis ialah memberikan fleksibilitas dan sokongan.

3) Tulang rawan fibrosa
Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh
serta mengandung serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini
terdapat pada hubungan antartulang. Tulang rawan fibrosa
berfungsi memberikan sokongan dan proteksi.

d. Jaringan tulang sejati (osteon)
Jaringan tulang terdiri atas sel-sel tulang (osteosit) dan
matriks tulang. Osteosit dibentuk oleh osteoblas (sel yang
bertanggung jawab dalam sintesis komponen organik matriks
tulang). Sedangkan, matriks terdiri atas zat pelekat kolagen dan
endapan garam-garam mineral (terutama garam kapur atau
kalsium).
Usia manusia atau hewan yang makin bertambah akan
menurunkan kadar kolagen dan meningkatkan kadar zat
kapur, proses ini disebut pengapuran. Jaringan tulang berfungsi
memberi sokongan pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh,
dan tempat melekatnya otot rangka.
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan
tulang dibagi menjadi dua macam, yaitu tulang
kompak dan tulang spon. Jaringan tulang
kompak matriksnya rapat dan tidak berongga.
Sedangkan, jaringan tulang spons matriksnya
berongga.
Satu osteon terdiri atas sejumlah lamella
konsentris yang mengelilingi kanal havers. Selsel
tulang terdapat pada lamella di dalam ruang
yang disebut lakuna.
e. Jaringan darah
Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah,
sel darah putih, dan keping-keping darah. Mari cermati uraian
berikut ini.
1) Plasma darah
Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein,
senyawa anorganik, dan senyawa organik. Protein plasma

terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen. Fibrinogen
diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses pembekuan
darah. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari
makanan.
2) Sel darah merah (eritrosit)
    Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak
mempunyai inti. Garis tengah 2 - 7μm. Dalam eritrosit terdapat
hemoglobin yang berfungsi mengikat O2 dan membentuk oksi
hemoglobin. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah.
3) Sel darah putih ( leukosit )
   Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
granulosit (terdapat granula protein) dan agranulosit (tidak
memiliki granula protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil,
neotrofil, dan basofil. Sedangkan, agranulosit terbagi menjadi
monosit dan limposit. Leukosit berperan dalam pertahanan
seluler.
4) Trombosit
   Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram
dengan garis tengah 2 - 5 μm dan tidak berinti. Trombosit
mengandung enzim trombokinase yang berperan dalam
pembekuan darah.